Konon di pertengahan tahun 70-an, Bu Tien ingin berdua saja
 dengan Pak Harto pergi bermobil ke desa kelahirannya. Mereka berusaha
 menyamarkan wajah agar tidak dikenali. Akan tetapi ketika sedang
 berjalan-jalan melihat kehijauan sawah yang membentang, seorang lelaki yang
 sedang menggembalakan kerbau mendekati mereka.
 "Tien...??! Masih ingat aku kan? Aku bekas pacarmu dulu sebelum kamu
 menikah dengan Soeharto," kata lelaki tersebut.
 "Badu?! Tentu saja aku ingat. Tapi kok kamu bisa mengenaliku
 sih?" tanya Bu Tien heran.
 "Apapun usahamu untuk menyamar, aku akan selalu mengenali
 matamu," kata si lelaki.
 Dengan rasa cemburu, Pak Harto mengajak istrinya untuk kembali
 ke Jakarta.
 Di dalam mobil, Pak Harto berkata, "Coba kalau kamu kawin sama
 lelaki tadi, apa jadinya....?"
 "Hhmmm, dia jadi presiden dan kamu menggembalakan kerbau," jawab
 Bu Tien santai.
 
 
 Suatu hari di Monas, ada seorang lelaki tua yang sudah pikun. Ia
 berdiri di pinggir jalan dan menghentikan taksi. Setelah taksi berhenti,
 lelaki tua itu masuk ke dalam taksi.
 "Antar saya ke Monas ya," kata si lelaki tua.
 "Lho, ini kan Monas, Pak." kata sopir taksi terheran-heran.
 Lelaki tua tersebut lalu mengambil dompetnya, mengeluarkan uang
 sepuluh ribu, dan kemudian memberikannya ke sopir taksi. Sambil membuka
 pintu taksi mau keluar, lelaki tua tersebut berkata, "Lain kali kalau
 membawa orangtua jangan ngebut-ngebut ya ....."
 
 
 Seorang lelaki datang ke ruang praktek dokter dengan benjolan di
 jidat.
 Dokter: "Apa yang sakit?"
 Pasien (sambil menunjuk benjolan di jidat): "Ini, Dok."
 Dokter: "Kenapa?"
 Pasien: "Lebah, Dok."
 Dokter: "Hinggap di situ?"
 Pasien: "Iya, Dok."
 Dokter: "Terus disengat?"
 Pasien: "Belum sempat, Dok. Lebahnya belum sempat menyengat,
 istri saya memukulnya dengan gagang sapu...."
 
 
 Seorang perempuan menemani suaminya untuk memeriksakan
 kesehatannya.
 Ketika pemeriksaan selesai, dokter memanggil perempuan tersebut
 untuk membicarakan kondisi suaminya, berdua saja.
 "Suami Ibu menderita penyakit yang cukup berat, yang diperparah
 dengan stres yang menimpa dirinya. Jika Ibu ingin suaminya tetap hidup,
 lakukan petunjuk-petunjuk yang saya berikan," kata dokter.
 "Pagi hari buatkan sarapan yang enak. Perlakukan suami dengan
 baik dan lembut. Untuk makan siang, buatkan menu yang lengkap gizinya.
 Malam harinya sajikan makan malam yang spesial. Jaga perasaannya,
 jangan bebani dia dengan pekerjaan rumah tangga dan jangan berkeluh kesah.
 Jika Ibu tidak melakukan semua itu, Ibu akan kehilangan suami,"
 tambahnya.
 Dalam perjalanan pulang, si suami bertanya kepada istrinya, "Apa
 kata dokter tentang penyakitku?"
 "Kamu akan meninggal..."
 
 
 Setelah memeriksa pasiennya, dokter menuliskan resep dan
 memberikannya ke si pasien.
 Sambil menunjuk resep yang diberikannya, dokter tersebut
 berkata, "Minum pil yang berwarna kuning dengan segelas air di pagi hari,
 yang
 biru diminum dengan segelas air sesudah makan siang dan yang merah
 diminum dengan segelas air juga sebelum tidur."
 "Sebenarnya saya sakit apa, Dok?" tanya si pasien.
 "Anda kurang minum air putih."
 
 
 Seorang dokter memesan sebuah kue ulang tahun untuk istrinya.
 "Apa tulisan yang harus saya tulis di kue ulang tahun ini, Pak?"
 tanya si tukang kue.
 "Mmmm, tulis aja 'Kamu tidak bertambah tua' di bagian atas, kemudian
 sambung dengan 'Kamu cuma bertambah cantik' di bagian bawah," kata
 dokter.
 Dan ketika kue ulang tahun itu tiba di depan istri dan tamu-tamu
 undangan lainnya, si dokter setengah pingsan ketika membaca tulisan
 yang tertera di kue itu:
 "KAMU TIDAK BERTAMBAH TUA DI BAGIAN ATAS.
 KAMU CUMA BERTAMBAH CANTIK DI BAGIAN BAWAH." 
  
	  Back
	  
  
	   |