(1) TAK PERNAH BELI. Ketika saham turun, ia berkata : "Ntar lagi aje
gue beli, pan bisa lebih murah lagi". Ketika saham naik, ia berkata
:"Wah, udah kemahalan, ntar aja deh ane beli, pasti turun"
(2) TAK PERNAH JUAL. Ketika saham turun, ia berkata : "Ntar lagi aje
aye jual, pan bisa naik lagi". Ketika saham naik, ia berkata : "Ntar
lagi aje ane jual, kan bisa lebih naik lagi".
(3) JADI INVESTOR. Ketika harga saham dibawah harga beli, ia berkata :
"Tak apa-apa. Gue ini investor murni". Besok ketika harga naik, ia
berkata : "Gue jual aja sekarang, kan untungnye udeh 5%, lebih banyak
dari bunga bank, padahal baru beli kemaren. Cari dimane ada untung
segede itu".
(4) KIAT TA dan FA MENEPIS KECAMAN PECUNDANG. Ketika harga saham
tertentu di BEI dibawah harga prediksinya, TA dan FA berkata : "Itu
karena DOW lagi merah membara". Ketika harga saham tertentu naik di
BEI di atas prediksinya, ia berkata : "Ntar juga koreksi".
(5) MENGHIBUR DIRI dan atau MENYALAHKAN TUHAN. Ketika ia rugi atau
sahamnya turun, ia berkata : "Wong Merry Lincah dan Credit Susi aja
rugi, konon aku". Atau ia berkata : "Begitulah kehendak Tuhan kepada
saya".
(6) SOK PINTAR. Ketika saham naik atau turun, ia berkata : "Kan udah
kubilang ame loe sebulan yang lalu, loe aja sih yg kagak percaye".
Atau : "Itu sudah gue prediksi setahun yang lalu".
(7) PECUNDANG. Pecundang berkata : "Pasti untung bila saham dijual
pada harga diatas harga beli. Gitu aje kok repot. Maka, serahkan aja
semuanya kepada mekanisme pasar. Tak perlu mikir, tak perlu analisis,
tak perlu repot belajar TA atau FA, dan tak perlu research saham". Ia
juga sering berkata : "Andaikan modalku sebesar modal SOROS, aku pasti
untung".
Back
|